“…janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah
mereka berasal dari Allah” (1 Yoh. 4 :1a).
Aku
adalah rentetan pilihanku
Hidup
adalah suatu pilihan, bukan sekedar kewajiban ataupun aliran alami begitu saja.
Setiap jengkal kehidupan tersedia ruang dan waktu yang menawarkan banyak ragam
pilihan. Saya adalah apa yang saya
pilih, meminjam istilah YOU ARE WHAT YOU EAT, Gillian McKeith. Saya menjadi
saya seperti sekarang ini karena rentetan pilihan hidup yang saya tentukan.
Meski kadang merasakan bahwa saya terjebak oleh situasi sedimikian rupa
sehinggan merasa tidak ada pilihan lain.
Memilih,
ternyata bukan aktifitas yang mudah. Memilih itu membutuhkan waktu, tenaga,
membutuhkan pula pengetahuan, teori, penerapan praktis dan terutama membutuhkan
doa pribadi. Tidak cukup hidup hanya menyandarkan rahmat dari Allah secara
pasif. Rahmat menjadi rahmat kalau itu diupayakan dengan segala macam cara.
Artinya rahmat mengandaikan seni, latihan dan usaha kita. Inilah seni Pembedaan
Roh.
Pembedaan Roh sebagai seni
Karunia
membedakan Roh tidak serta merta hadir atau turun bagaikan durian jatuh begitu
saja. Rahmat ini mengandaikan upaya dan usaha kita. Kalau kita menyebut ini
adalah olah seni, olah batin dan olah rasa, maka dari itu memerlukan waktu,
pengetahuan, latihan trus menerus, pelatih dll.
Seorang ahli seni, entah musik, lukis, tari, itu semua memerlukan
latihan tiap hari, bahkan berjam-jam, contoh penyanyi seperti Rihana, Afgan,
Waljinah butuh berjam-jam tiap hari untuk olah suara. Juga atlet terkemuka,
seperti Ronaldo jago sepakbola, Jokovic atlet tenis setiap hari musti latihan
dan latihan dengan susah payah.
Demikian
pula kemampuan olah batin, olah roh atau Pembedaan Roh mempunyai prinsip yang
sama. Ramon Baitusta SJ dalam bukunya SCHOOLED BY THE SPIRIT, menandaskan bahwa insan yang terdidik oleh
Roh musti melalui 4 tahapan, yaitu: Mempelajari, Memperbicangkan, Menghayati
dan Mendoakan. Hal ini mengandaikan waktu dan pelatihan serta kesabaran.
Pengalaman jatuh bangun, salah menilai dan salah merasakan antara Roh baik dan
roh jahat juga bagian dari seni itu. Artinya dididik oleh Roh itu adalah
proses selama hidup.
Pembedaan Roh terarah kepada Pilihan
Santo
Ignasius melalui Latihan-Latihan Rohani menempatkan jati diri manusia sebagai
makluk ciptaan Allah yang mempunyai keterarahan memuji dan memulyakan-Nya.
Lewat seni membedakan Roh baik atau jahat, kita diundang untuk memutuskan dan
memilih Roh Baik dan meninggalkan roh jahat. Mengenal Roh baik ini mengantar kita mampu menemukan kehendak Allah
dan sekaligus melakukan kehendak-Nya.
Mengikuti
Yesus adalah sebuah pilihan. Hal ini tidak peduli apakah kita baik atau
berdosa. Kasih Allah yang lebih agung dan besar mengalahkan kedosaan kita
sehingga kita mau dengan rela mengikuti Yesus lebih dekat, melalui proses
memahami dan mencintai-Nya. Cinta inilah yang menjadi Asas dan Dasar pilihan
kita dan karenanya sekarang terbentanglah arah tujuan hidup kita, yaitu:
Memulyakan dan mengabdi Tuhan melalui Gereja mempelai-Nya, sesama dan
lingkungan hidupnya
Jadwal: Girisonta,
1 s.d. 8 Agustus 2015
Pendaftaran:
Mba Wati (sekretariat)
PUSAT SPIRITUALITAS GIRISONTA (PUSPITA)
PUSAT SPIRITUALITAS GIRISONTA (PUSPITA)
Kotak Pos 1 Bergas, Ungaran,
Kabupaten Semarang 50552
Tel &
Fax (0298) 522367 - E-Mail:
puspita.girisonta@gmail.com
PENDAMPING :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar